Budidaya Ikan Gurami




Pembenihan Ikan Gurami Secara AlamiUsaha budidaya untuk keperluan konsumsi sudah berkembang pesat seiring dengan kemanjuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang perikanan. Teknik budidaya ikan terus dikembangkan, baik jenis ikan yang dipelihara, fasilitas budidaya, penggunaan pakan dan cara reproduksi ikan untuk mengembangkan suatu spesies guna memperoleh keturunan lebih baik. Jaminan penyediaan benih dalam kualitas dan kauntitas yang memadai merupakan suatu syarat yang dapat menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan. Banyak jenis dan ragam ikan yang mempunyai nilai ekonomis telah dikembangkan baik untuk pembesaran maupun perbenihan. Salah satunya adalah ikan gurami.

Biologi Ikan Gurami
Dalam sistematikanya ikan gurami diklasifikasikan dalam :

* Kelas : Pisces
* Ordo : Labyrinthici
* Famili : Anabantidae
* Genus : Osphronemus
* Spesies : Osprhronemus gouramy Lac

Kegiatan Pembenihan
Kegiatan pembenihan terdiri atas beberapa tahapan yaitu :

1. Seleksi induk jantan dan betina yaitu :
Ciri induk jantan dan betina yaitu :

Ciri jantan :

* Dahi agak menonjol menyerupai cula
* Dasar sirip dada terang keputihan
* Dagu berwarna kuning
* Jika diletakkan di tempat datar ekornya naik keatas
* Ujung ekor hampir rata
* Bila dipencet perlahan kelaminnya mengeluarkan cairan sperma
* Sangat baik untuk dijadikan induk berumur antara 3-7 tahun.

Ciri betina :

* Dahi rata
* Dasar sirip dada gelap kehitaman
* Jika diletakkan di tempat datar ekornya digerak-gerakkan
* Ujung sirip ekor bundar
* Sangat baik dijadikan induk berumur antara 5-10 tahun.

2. Pembuatan Sarang
Kerangka sarang terbuat dari bambu yang ujungnya dibelah dan dianyam berbentuk kerucut. Diameter kerangka sarang antara 30-40 cm dan panjang ± 35 cm. Sarang diletakkan dibawah permukaan air antara 20-25 cm. Mulut sarang diarahkan keatas permukaan air dengan kemiringan 45o.

Bahan sarang dapat menggunakan ijuk, sabut kelapa yang diusai-usaikan atau serat
tanaman lainnya. Penempatan sarang sebaiknya disudut kolam dan dijepit secara longgar dengan bilah bambu. Bahan sarang (ijuk) untuk pembuatan sebuah sarang ukuran sedang antara 1-1,5 kg berat kering atau disesuaikan dengan bentuk dan ukuran kerangka sarang.

3. Pemijahan
Bila di kolam tidak dibuatkan sarang, biasanya induk gurami membutuhkan waktu membuat sarang setelah 15 haru dilepaskan, kesibukan ini berlangsung sekitar 1 minggu.

Pada saat proses pemijahan, telur dan sperma akan sama-sama dimasukkan oleh masing-masing induk. Proses pemijahan berlangsung selama 2-3 hari. Perbandingan ideal untuk induk jantan dan betina adalah 1:3.

4. Penetasan Telur
Sarang yang berisi telur dibersihkan atau dipisahkan dari kotoran yang menempel dengan cara membuka tutup sarang terlebih dahulu. Telur yang baik dan bakal menetas berwarna kuning mengkilat dan telur yang tidak baik berwarna keruh.

Telur kemudian dimasukkan ke dalam akuarium dengan tinggi air cukup 20 cm. Pada suhu 29oC telur akan menetas dalam waktu 30-36 jam. Setelah menetas tidak perlu diberi makanan tambahan karena masih tersedia kuning telur pada tubuhnya hingga umurnya 7-8 hari. Air diakuarium setiap hari dibersihkan dengan cara disiphon dengan membuang sepertiga sampai setengah bagian dan diganti air baru.

5. Pemeliharaan Larva
Larva dipindah ke kolam untuk dilakukan pendederan setelah berumur 10-12 hari. Pada umur tersebut bobot larva sudah mencapai 10 mg. Dengan penanganan yang baik kelangusungan hidup larva atau benih muda sampai umur 12 hari mencapai 90%.

Fase larva merupakan masa kritis dalam hidup ikan sehingga mortalitas pada fase ini sangat tinggi. Karena itu pengelolaan kesehatan lingkungan perkolaman dan pakan harus diperhatikan. Pakan yang diberikan sudah bisa berupa pakan buatan yang berbentuk powder dengan dosis 15-20% per berat biomassa, dengan frekuensi pemberian pakan 2-3 kali sehari.

Sumber :
Loka Budidaya Air Tawar Mandiangan Kalimantan Selatan
<