Ada berbagai faktor yang dapat meningkatkan peluang risiko kanker payudara, salah satunya genetik dan gaya hidup yang tak sehat. Tapi sebuah studi menyebutkan bahwa aborsi atau pengguguran kehamilan juga dapat membuat perempuan dikejar risiko kanker payudara.
Kanker payudara merupakan masalah kesehatan yang kasusnya terus meningkat di seluruh dunia. Untuk menyebarkan kesadaran tentang penyakit berbahaya ini, perempuan di seluruh dunia pun mengenakan pita merah muda sepanjang bulan Oktober.
Ada dua jenis kanker payudara, yaitu Ductal carcinoma yang dimulai dalam tabung (saluran) dan Lobular carcinoma yang dimulai di bagian payudara (lobules). Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari usia, riwayat keluarga, siklus menstruasi yang tidak tepat, konsumsi alkohol yang berlebihan.
Hipotesis Abortion Breast Cancer (ABC) mengemukakan bahwa aborsi juga dapat menyebabkan kanker payudara. Ini karena ketika seorang wanita hamil, produksi estrogen (hormon wanita) meningkat. Peningkatan kadar estrogen inilah yang menyebabkan payudara semakin membesar. Proses laktasi dimulai dan ASI pun mulai terbentuk di payudara.
Namun jika Anda 'membatalkan' proses tersebut pada tahap pengembangan dengan jalan aborsi, penelitian mengatakan bahwa kemungkinan menderita kanker payudara semakin meningkat, seperti dilansir Boldsky, Senin (22/10/2012).
Dalam kasus-kasus terburuk, jika Anda melakukan aborsi pada trimester kedua atau ketiga, kemungkinan terkena kanker payudara menjadi lebih tinggi. Banyak peneliti dan studi sepakat dengan hipotesis aborsi dan kanker payudara ini.
Namun, sebuah studi pada tahun 1997 dalam New England Journal of Medicine membantah ABC dan melakukan survei terbesar pada kanker payudara. Dengan 1,5 juta peserta, New England Journal of Medicine berkesimpulan bahwa tidak ada hubungan independen antara kanker payudara dan aborsi.
Terlepas dari benar tidaknya hipotesis tersebut, setiap perempuan memang berisiko menderita kanker payudara bila menjalani pola hidup yang tidak sehat. Ancaman tersebut bahkan juga merembet pada kaum pria.
Saat ini kanker payudara masih menempati urutan kedua terbanyak yang diderita oleh kaum perempuan setelah kanker serviks (leher rahim). Karena itu penting bagi perempuan untuk bisa mengenali lebih dini ciri-ciri dari kanker payudara, sehingga jika ditemukan dalam stadium awal kesempatan untuk sembuhnya masih tinggi.
Salah satu cara untuk deteksi awal kanker payudara adalah dengan melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) yang dilakukan seminggu setelah menstruasi.
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah melakukan beberapa hal berikut:
1. Perhatikan payudara dengan posisi kedua tangan di atas kepala kemudian kedua tangan di pinggang.
2. Angkat tangan kiri ke atas kepala.
3. Gunakan permukaan jari yang rata untuk meraba atau menekan payudara serta pastikan untuk menyentuh seluruh bagian payudara. Pola yang digunakan bisa dengan gerakan arah memutar, gerakan arah naik dan turun atau arah keluar dan masuk area putting. Usahakan menggunakan gerakan yang sama setiap bulannya.
4. Menekan setiap puting dengan lembut dan memperhatikan apakah ada cairan yang keluar.
5. Memeriksa daerah antara payudara dan ketiak serta payudara dan tulang dada sambil berbaring.
6. Mengulangi semua langkah tersebut untuk payudara yang sebelah kanan.