Transformator (trafo) adalah suatu peralatan elektronika yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik. Transformator terbuat dari sebuah lempengan besi berlapis yang disebut inti trafo dan 2 buah lilitan kawat pada kedua sisinya. Berdasarkan hal ini dapat kita ketahui pula bahwa transformator bekerja berdasarkan prinsip fluks listrik dan magnet dimana antara sisi sumber dan beban tidak terdapat hubungan secara fisik tetapi secara elektromagnetik.



Sebuah transformator ideal mempunyai hubungan antara bagian primer dengan sekunder berdasarkan persamaan berikut :

Np / Ns = Vp / Vs = Is / Ip  

Keterangan :
V1 = tegangan primerI1 = arus primerN1 = lilitan primer
V2 = tegangan sekunderI2 = arus sekunderN2 = lilitan sekunder


Bagian primer yang dimaksudkan disini adalah sumber tegangan yang akan dinaikkan/diturunkan level tegangannya sedangkan bagian sekundernya adalah outputnya

Pada artikel ini hanya akan dibahas transformator yang bekerja untuk menurunkan (step down) tegangan listrik AC. Trafo step down ini ada 2 jenis, yaitu trafo konvensional dan trafo CT (center tap). 
Contoh Trafo Konvensional :
 

Perbedaan dari kedua jenis trafo ini adalah letak titik ground pada lilitan sekundernya seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar diatas menunjukkan rangkaian trafo konvensional beserta analisa gelombangnya. Pada gambar (1.A) digunakan trafo dengan rasio 1:1 sehingga gelombang input saling berhimpit dengan gelombang output. Sedangkan pada gambar (1.B) digunakan trafo dengan rasio 5:1. Sehingga apabila diketahui tegangan primernya sebesar 20Vpp maka tegangan sekundernya adalah 4Vpp.

Gambar diatas menunjukkan rangkaian trafo CT beserta analisa gelombangnya. Berbeda dengan trafo konvensional, pada trafo CT kita bisa memilih titik ground pada lilitan sekundernya. Apabila titik ground dipilih seperti pada gambar (2.A) maka output trafo CT sama seperti trafo konvensional pada gambar (1.A). Namun, jika titik ground dipilih seperti pada gambar (2.B), yaitu pada titik center tap-nya, maka ujung lilitan sekundernya akan menghasilkan tegangan sekunder yang sama besar namun berlawanan fasa