Sosok mahkota dewa yang atraktif membuatnya digunakan sebagai tanaman hias. Konon, alasan serupa yang membuat kalangan Keraton Solo dan Yogyakarta tertarik untuk memeliharanya. Tanaman ini kerap disebut buah si malakama karena kandungan racunnya. Mengonsumsi buah mentah sangat berbahaya karena langsung menyebabkan bengkak dan sariawan pada mulut. Bisa juga menyebabkan keracunan hingga pingsan. Konsumsi olahannya pun tetap harus hati-hati lantaran kerap menimbulkan pusing dan mual.
Namun, bila konsumsi dilakukan setelah buah diolah secara benar dan sesuai dosis anjuran, justru berkhasiat obat. Tak hanya penyakit ringan, yang akut pun konon mampu disembuhkan. Sebut saja kanker, hipertensi, diabetes, dan lever. Daging buah dan cangkang biji mengandung beberapa senyawa antara lain: alkaloid, flavonoid, senyawa polifenol, dan tanin. Senyawa-senyawa ini erat kaitannya dengan aktivitas antikanker dan antioksidan.
Mahkota dewa sebaiknya tidak digunakan secara tunggal. Untuk pengobatan ia kerap dipadu dengan berbagai tanaman berkhasiat obat lain. Sebut saja temu putih Curcuma zedoaria, daun dewa Gynura pseudochina, temu mangga Curcuma mangga, sambiloto Andrographis paniculata, cakar ayam Selaginella doerdeleinii, temulawak .
Sumber : majalah trubus
Sumber : majalah trubus