Melinjo Sebagai Obat Penyakit Akibat Bakteri


Terbukti berkhasiatEkstrak melinjo mengandung 9—11% protein yang berpotensi sebagai antioksidan. Itu hasil riset Tri Agus Siswoyo PhD, peneliti di Pusat Penelitian Biologi Molekuler, Universitas Jember, Jawa Timur. Doktor Biokimia alumnus Osaka Prefecture University Jepang itu menguji aktivitas antioksidan ekstrak akar, daun, biji, dan batang melinjo. Hasilnya, kandungan antioksidan setiap bagian berturut-turut adalah 37,27 mg, 36,66 mg, 34,08 mg, dan 32,52 mg VCEAC (Vitamin C Equivalent Antioxidant Capacity).

Itu sebab melinjo berpeluang sebagai sumber nutraseutikal—substansi yang bermanfaat bagi kesehatan, termasuk mencegah dan mengobati penyakit. Menurut Dr Ani Andayani, kepala Subdirektorat Sayuran Buah, Direktorat Sayuran dan Biofarmaka, Ditjen Hortikultura, Departemen Pertanian, di Jepang melinjo diolah jadi beragam kuliner untuk menunjang pola hidup sehat. Masyarakat di sana lazim menambahkan setengah sendok teh tepung melinjo ke dalam teh yang mereka seduh. Selain untuk memperoleh khasiatnya, tepung melinjo mengentalkan teh sehingga semakin nikmat. Penduduk negeri matahari terbit itu juga menggunakan tepung melinjo sebagai bahan baku aneka makanan seperti kue, roti, hingga saus untuk salad-seperti sambal pada pecel.

Melinjo juga berpotensi sebagai pengontrol kadar gula darah bagi penderita diabetes. Sebagai antimikroba, ekstrak melinjo efektif membunuh beragam mikroorganisme jahat seperti Bacillus subtilisBifidobacterium bifidum, danClostridium perfringens. Menurut Siswoyo potensi antimikroba melinjo bisa dimanfaatkan sebagai pengawet makanan sekaligus obat untuk penyakit akibat bakteri. Bukti ilmiah itu mematahkan anggapan konsumsi melinjo hanya membuat asam urat meningkat. Terbukti melinjo berkhasiat antioksidan dan antimikroba.