Setelah punya anak pertama, tak jarang perempuan jadi ingin segera memiliki anak lagi. Hal ini dianggap wajar dilakukan, agar jarak usia anak tidak terlalu jauh. Dengan demikian mereka bisa bermain bersama dan hubungan jadi lebih dekat. Namun sebenarnya jarak kehamilan yang terlalu dekat dengan yang pertama tidak disarankan.
"Jarak kehamilan yang terlalu dekat bisa berpotensi menyebabkan anak yang lahir punya berat badan rendah dan bahaya lainnya," ungkap Dr dr Ali Sungkar, SpOG, dalam acara deteksi dini risiko dan komplikasi pada masa kehamilan di Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta Selatan, Sabtu (09/06/2012) lalu.
Kehamilan yang terlalu cepat terjadi setelah Anda melahirkan bisa meningkatkan berbagai risiko, seperti kurang gizi (nutritional deficiencies) terutama zat besi. Kekurangan zat besi pada akhirnya akan membuat Anda berisiko mengalami anemia akut (severe anemia). Jika hal ini terjadi pada ibu hamil, Anda berisiko mengalami peningkatan stres yang tinggi pada sistem kardiovaskular menjelang melahirkan, dan bayi lebih rentan mengalami berat badan yang sangat rendah.
"Hal ini disebabkan karena kondisi kandungan ibu belum pulih benar (dari persalinan sebelumnya), dan belum bisa maksimal membentuk cadangan makanan untuk janin dan dirinya sendiri," jelasnya. Anemia akut akibat kekurangan zat besi dan mineral lainnya dalam tubuh menurutnya akan meningkatkan risiko perdarahan, dan menyebabkan komplikasi ataupun keguguran.
Untuk menghindari berbagai risiko akibat kehamilan ini, sebaiknya beri jarak untuk merencanakan kehamilan selanjutnya. Jarak aman kehamilan setelah melahirkan yang disarankan adalah berkisar antara 18 sampai 48 bulan setelah melahirkan. "Namun, jarak kehamilan satu tahun juga masih bisa ditolerir," tukasnya.
Rentang waktu ini akan memberi waktu pada rahim untuk menyiapkan diri menjadi tempat tinggal bayi, dan memenuhi semua kebutuhan gizi dengan maksimal. Jarak yang aman juga akan membuat orangtua lebih siap, baik mental dan materi, untuk memiliki anak lagi. Penentuan jarak kehamilan antara 18 sampai 48 bulan juga mempertimbangkan faktor pertumbuhan penghasilan ayah, mental anak sebelumnya untuk memiliki adik baru, sampai sisi psikologis ibu dan kesiapannya untuk kembali mengandung.
"Menurut penelitian yang pernah dilakukan, usia satu tahun merupakan usia yang tepat untuk memberinya adik. Pada usia sebelum satu tahun, mereka akan cemburuan, dan pada usia lebih dari dua tahun mereka sudah tak antusias lagi punya adik," pungkasnya.
Sumber : Harian Kompas