Aku bukan ayahmu lagi

Cerita ini di ambil dari sebuah kisah nyata, yang sedikit ada perubahan. Mohon maaf buat teman-teman, kerabat, sahabat, saudara, dan masyrakat umu, khususnya daerah yang pernah mengalami hal ini. cerita ini bermaksud untuk mengubah sebuah pola hidup di masa mendatang.

..............................

            Seorang ayah bekerja di sebuah perusahaan kecil. Dia merasa sangat bahagia sekali dengan aktivitas sehari-harinya. Dia tinggal bersama seorang anak lelakinya dan istrinya. Setiap ia pergi dan pulang kerja, ia tak pernah mencampur adukkan masalah kantor dan masalah rumah. Setiap sang istri dan anak bertanya ia hanya berkata, “tugas saya sebagai pemimpin rumah tangga hanya memenuhi kebutuhan kalian semua. Jadilah seperti yang aku minta demi kebahagiaan kalian.” Dan mereka pun tak mempermasalahkan suatu pekerjaan dia.  Di samping si anak yang bandal, dan si istri selalu berada di rumah. Kalaupun berbelanja ia hanya titip dari tetangga untuk menghindari aib. Sehingga tak seorang pun di rumah itu apa pekerjaan sang ayah.
            Suatu saat, sang anaknya membuat keributan, dan keributan itu mengakibatkan warga sekitar rumahnya marah. Sorenya sang ayah pun mendengar dari tetangga, yang berusaha merusak rumahnya. Setelah dengar ucapan itu. Sang ayah pun minta maaf, dan mengganti biaya kerugian akibat kesalahan anaknya.
            Setibanya di dalam rumah, sang ayah pun sangat marah besar kepada anaknya dan berkata,”selama ini aku tak berharap banyak pada kalian. Kalian bekerja sesuai tanggung jawabnya saja, aku sudah merasa bahagia dan tak terbebani. Sekarang warga marah besar. Padahal, mereka lah lahan usaha aku. Kalian tahu idak? Kalau kalian makan itu dari kotoran mereka? Kalian tahu gak kalau mereka tidak buang kotoran, kalian tak pernah makan dan tumbuh besar? Hal ini aku sembunyikan semata-mata untuk menutupi rasa malu kalian yang memiliki aku sebagai pengusaha sedot WC. Kalian itu nyadar kita itu siapa. Mereka itu yang membantu hidup kita. Mengapa sampai kamu buat mereka marah wahai anakku? Mengapa kamu buat mereka ingin merusak rumah kita berteduh? Kalau rumah ini hancur, kemana kita akan berteduh? Kalau saja ayah tidak dibutuhkan mereka kembali bagaimana? Ayah akan hilang pekerjaan, dan kalian makan apa? Kotoran mereka itu sangat berarti buat ayah. Pernahkah kalian menyadari?”
            Sang ayah pun pergi beranjak  meninggalkan mereka tanpa pesan karena malunya memiliki keluarga yang tak pernah mengerti. Dan sang ayah pun kehilangan pekerjaannya.

..................................0=*tamat*=0..................................

Pesan Moral :
            Jangan sesekali Anda bangga dengan apa yang Anda miliki sehingga dengan mudah Anda merendahkan orang lain. Syukuri apa yang diberikan Sang Pencipta kepada Anda saat ini. Jangan lah memperdulikan apa yang dilakukan orang lain, apa pekerjaannya, atau latar belakangnya. Meskipun ia pekerja kecil. Ingatlah kita semua ciptaan Tuhan. Kalau Anda ingin dihargai orang-orang, hargailah orang lain terlebih dahulu sebelum Anda dihargai. Apa yang Anda lakukan terhadap dunia, itulah yang akan Anda terima. Berusaha menjadi lebih baik untuk kebahagiaan bersama.


Salam Motivasi


Admin
(catatan team jaya)